by: yusran arifin
1
Katamu, usia tak lebih dari sehelai kain blacu
Kumal dan kesepian tanpa kausentuh dengan ketulusan cinta
Darahmu adalah lembar benang yang mesti kaurajutkan
Di benakmu hingga hari-hari diwarnai harapan dan impian
Sebelum kau menggigil diguncang musim lelang
Terkenang ibu saat menenun waktu di balik sehelai pintu
Sambil mencuri dengar tentang harga-harga di pasar
Termasuk harga terlayak untukku yang dibandrol orang-orang
Ketika diincar jadi menantu. Sementara ayah di beranda dengan cemas
Memintal doa, lalu disulamkan di pundak baju masa depanku
Tapi aku terlanjur disekap hari-hariku sendiri
Yang bersilangan dengan warna dan ruang yang kaupilihkan
Kutarik cakrawala ke dalam hatiku untuk dijelmakan desain baru
Kujemput lembaran fatron dari arah jendela
Untuk kulukiskan di permukaan nasibku
2
Aku memintamu menjahitkan keyakinan
Pada setiap gaun perjalananku
Katamu,harapan ibarat benang sulam
Yang bergulung dan berlintangan dalam hati
Warna warni seperti pelangi
Tapi keringatlah pewarna sejati
Yang mencelup hidup lebih berarti
Hingga detak nadiku menjelma deru mesin
Sedang kepalaku ditusuki ratusan jarum juki
Yang membordir jati diri
Kini sekujur tubuhku ditumbuhi ragam sulaman
Yang harganya ditentukan kemudian di meja pelelangan
Di pasar aku ditakar dan ditawar orang-orang
Hidup ibarat jual beli, katamu lagi
Di mana harga-harga tak bisa dibohongi
Tasikmalaya, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar